Kamis, 20 Mei 2010 @ 20.05.00  1 stares
hari ini aku merenungi sendiri kejadian yg silih berganti datang menghampiriku. Oke, aku akan flash back ke masalahku yg lalu.

Kira kira ini bermula pada mei tahun lalu. Aku yg hobby untuk chatting*padahal dilarang ortu. menggunakan aplikasi mxit di hp hingga bertemu dengan seseorang yg enak diajak ngobrol.

Hubungan kami bermula pada pertemanan. Namun, saat hari berganti dengan cepat, aku mulai menyadari bahwa ada sesuatau yg muncul di dalam hatiku. Aku menyadari, hubungan kami yg seperti ini tidak akan bertahan lama. Aku yg terpaut usia begitu jauh darinya, seperti terbawa dalam dunianya.

Namun, suatu hari dia berkata padaku “dek, ada sseseorang yg marah waktu dia Tanya siapa yg aku panggil sayang selain dia” aku masih ga ngeh dengan apa yg dia bicarain. “maksud?” dia menjawab “waktu aku bilang kamu orang yg aku panggil sayang selain dia, dia marah sama aku” Deg, seketika hatiku mendadak bimbang.

“emang mas uda punya pacar?” tanyaku dengan hati was was. Dan seperti yg kalian tahu, he said yes. Aku seperti terlempar dari dunianya. Setelah 4 bulan aku berkenalan dengannya dan menganggapnya seseorang yg menolongku untuk menarik dari duniaku yg sepi, aku terhempas hanya dengan kebohongan kecilnya yg membuatku begitu sakit hati.

Saat itu, aku mulai menjauh darinya. Aku ga bisa ngapa ngapain selain mencoba untuk melupakannya. Namun, ga seperti yg aku harapin, dia terus menarikku untuk kembali masuk ke dunianya.

Masih berhubungan dengannya via chatting, dia memperkenalkanku dengan ceweknya. Aku mencoba berlapang dada untuk menerima pahit itu. Di awal kami berkenalan, aku dan kekasihnya memiliki hubungan yg sangat rumit dan tidak akur. Hubungan kami pun diwarnai oleh pertengkaran dan cemoohan yg didasari dengan kecemburuannya padaku.

Awal September, aku dikenalkan olehnya pada seseorang yg kebetulan memang mantan kekasih si cewek itu. Awal aku berkenalan, aku tak merasa apa apa bahkan aku aga ga mempedulikan dia.

Namun, sejak tanggal 30 september tahun lalu, aku bertengkar hebat dengan mereka sehingga kami bertiga putus kontak. Akupun kembali melanjutkan hobbyku untuk ber-chatting.

Kebetulan, aku memiliki seorang teman yg berasal dari India, yg pastinya aku memakai bahasa Inggris untuk bercakap dengannya. Karena keahlianku bukan bahasa inggris, akupun sedikit demi sedikit meminta bantuan dari mantan kekasih si cewek itu (sebut saja ‘dia’)
Makin sering aku bertanya pada ‘dia’ aku ngerasa tambah dekat. Apalagi, kalo aku joke sama dia. Pernah suatu saat aku bilang gini, “dia lho bilang gini mas ‘yes my madam’” ujarku dan disambut dengan pertanyaannya “maksudnya my madam?” yg bikin aku seneng karna dia aga cemburu.

Lama – lama aku mulai dekat sama dia, hingga suatu hari tanggal enam oktober aku sadar kalo aku ada rasa sama dia. Aku bingung harus gimana ngatasinnya. Alhasil tanggal sepuluh oktober aku bilang yg sejujurnya sama dia. Aku nyatain perasaanku kalo aku suka sama ‘dia’.

Awal aku nyatain ke ‘dia’, aku juga tanya gimana perasaannya ke aku. Dia bilang, dia juga ngerasain hal yg sama kaya yg aku rasain. Mulai hari itu, ‘dia’ aku jadiin alasan buat dukung aku. Alhasil, dialah yg bikin aku semangat belajar.

Suatu hari, waktu aku selesai UNAS, aku coba hubungi dia. Aku ngerasa ada yg aneh sama dia. Tapi, aku tekan perasaanku dan bilang sama diriku kalo dia sibuk sama urusannya sendiri. Dan aku ga berhak untuk gangguin dia.
Hingga suatu haari, aku ngerti kalo ternyata dia udah punya orang lain dihatinya. Bukan aku lagi yg ada di hatinya. Seketika hatiku remuk. Dan aku sadar kalo hubungan kita emang susah. Kembali aku tekan perasaanku. Aku diam dan menutup diriku sama orang lain.

Namun, di sore hari setelah aku bertengkar hebat dengannya, dia mengungkapkan pertanyaan yg bikin aku tersenyum :

?          : kamu kalo malem main kemana? Bukannya sama cowok?
D         : kalo malem itu, aku kumpul sama stsetia. Aku maen Cuma sama elsa. Walaupun
              Ada cowoknya, aku juga ga kenal. Lagian sekarang aku uda ga bole lagi keluar.
?          : trus, kemarin waktu kamu ga masuk, kamu bolos kan?
D         : waktu itu emang kita bebas boleh masuk boleh ga. Aku kebetulan ga masuk,
              Dirumah bantuin ibu.

Dan sebetulnya masih ada lagi pertanyaannya yg bernada cemburu kepadaku. Tapi, bagiku itu semua uda cukup. Dan akhirnya dia bilang ke aku kalo dia salah paham dan terlalu ego. Dia bilang “mungkin pintu hatimu uda tertutup” tapi aku jawab dia, “aku akan nunggu kamu”

Hingga sekarang, lewat delapan bulan aku akrab sama dia. Hingga mungkin di suatu hari, ada saatnya kita ikat hubungan ini saat aku telah mendapat izin dari ortuku.

Walaupun aku jauh sama dia, aku percaya sama hatinya. Aku bakal tetep percaya, sayang dan suka sama dia. Walaupun aku tahu, aku masih terlalu kecil untuk ngerasain hal kaya gini. Suatu saat, kita pasti bisa bersama.



Label: