Jumat, 07 Januari 2011 @ 13.09.00  1 stares
guys, aku kemarin di tag sama sahabatku yang ada di gresik. dia ceritanya bikin cerpen dan dia masukin ke note di facebook. dan aku pikir, ini adalah cerita yang kereeeen abis :D

aku copast kesini biar kalian bisa baca dengan mudah. dan aku udah ijin dia kok, tenang aja. oke, selamat menikmati ya guys :) oh ya, ini cerpen belum ada judulnya. jadi terserah kalian mau kasih judul apa :D

Jengjengjeng :D cerpen pertama nih yg d post.Maav kalo jelek, ini hanyalah karangan dan fiktif belaka yang d ambil dari kisah nyata (?).lha, jadinya fiktif apa nyata nih ceritanya ? kog mala binung sendiri ? –‘ #wis lanjut ae laah. kesamaan karakter dan nama tokoh dalam cerita ini memang d buat dngn sengaja--- #plak, banyak cakap. Wis ndang mulai :D

*******

Alvin’s side :

Dan aku percaya nanti engkau mengerti, bila cintaku takkan mati !

Dilihatnya lagi wajah gadis yang duduk d sampingnya itu, cantik. Masih sama seperti awal mereka bertemu.

“kenapa? Kog ngeliatin aku kayag gitu?”

gak papa, kamu cantik” ucapnya spontan, membuat kedua pipi gadis itu menyembulkan semburat merah, yang membuat wajahnya terlihat cantik malam itu. “aku sayang kamu, shilla”

***

Shilla’s side :

Mungkin memang harusnya bukan seperti ini, dan memang tak bole seperti ini, dia yang menjadi kekasih kita seharusnya adalah dia yang kita cinta. Harusnya Shilla bisa menjaga hatinya, menjaga perasaanya, dan mempertahankan hubungan ini. Bukan hanya duduk manis melihat Alvin bersusa payah membangun fondasi hubungan mereka yang sudah ambruk sejak lama, atau mungkin malah tidak pernah di bangun sebelumnya ? entahlah .
Berulang kali Shilla menatap layar handphonenya, meyakinkan dirinya sendiri bahwa perasaannya itu salah. Sebuah pesan singkat sederhana yang d krimkan Alvin beberapa menit lalu itu hanya berisikan dua kalimat sederhana, yang entah kenapa malah menusuk hatinya



Sender : Apiin :D

Good night, manis.

Tidur yang nenyak ya, love you :)



Hanya itu, tapi cukup mampu membuat Shilla berusaha matimatian menahan air matanya berproduksi dan menahan rasa sakit d dadanya. sudah berapa lamakah dia seperti ini ? sudah berapa lama ia matimatian membohongi dirinya sendiri bahwa bukan hanya Alvin yang kini menetap d hatinya? Dan suda berapa lamakah orang itu merebut posisi Alvin lebih dari separuhnya?

Shilla menggelengkan kepalanya pelan, mengusir pikiranpikiran aneh yang mulai bermunculan d otaknya, dia masih Shilla yang dulu, Shilla yang mencintai Alvin sama seperti setahun yang lalu. Ditariknya nafas perlahan, dan d hembuskannya pelan-pelan. Bibirnya mencetak senyum untuk sedikit meyakinkan hatinya, walaupun sebenernya dia tahu ini hanyalah sebuah topeng. Topeng yang akan slalu ia kenakan saat bersama Alvin, topeng yang menutupi kebohongannya, dan yang akan membuat hatinya smakin terluka.



Messages send to Apiin :D

Love you too

***



Alvin’s side :

“Woy, Vin. Ngelamun aja lu !” seru Cakka sambil masuk tanpa permisi k dalam kamar dan mengambil posisi yang nyaman d atas kasur Alvin.

“ngagetin gw aja lu cakk. Ngapain lu kesini malem-malem ?”

“gw lagi bosen d rumah nih Vin, gw nginep d sini gak apa kan ?”

Alvin memperhatikan sosok yang sedang memamerkan gigi d depannya itu, Cakka. Teman sekaligus sahabat yang suda ia anggap seperti saudaranya sendiri, ditariknya nafas panjang dan dikeluarkannya lagi dengan sedikit berlebihan. Alvin melengos, mengalihkan pandangannya dari Cakka yang suda sibuk membuka rak penyimpanan kaset miliknya.

Alvin kembali melirik k arah Cakka, melihat tingkah sahabatnya itu dalam diam. Namun tidak benar-benar diam, dia sedang mengawasi, lebih tepatnya menilai. ada yang berubah saat ia melihat sosok itu, rasa iri itu tibatiba menyelimutinya, rasa yang seingkali muncul tanpa bisa ia rem terlebi dahulu beberapa bulan terakhir ini, rasa yang d dominasi dengan kebencian d dalamnya.

***

Shilla’s side :

“kita mau k mana sih Vin?”

“udah, nurut aja sama aku ! kamu percaya aku kan? Yakin deh, kamu gak bakal nyesel” jelas Alvin lembut sambil menggandeng tangan Shilla yang matanya sudah d tutup dengan selembar kain. Shilla mengangguk, dia percaya Alvin . karna laki-laki itu memang tak pernah sekalipun menyakitinya, kenyataan yang membuatnya lebih terluka. Alvin, laki-laki itu terlalu mencintainya.



"sekarang buka penutup matamu"

Shilla hanya diam, terpaku d tempatnya sambil menutup kedua mulutnya dengan tangan, matanya berbinar-binar lucu, ekspresi yang slalu Alvin sukai dari gadis itu, shilla menggenggam tangan Alvin, masih menatap takjub dengan pemandangan d hadapannya.



Mereka ada d atas bukit, bukit yang entah d temukan Alvin d mana, yang langsung menghadap k arah kota Jakarta. Di atas bukit itu ada sebuah meja kecil dan dua kursi, dengan beberapa jenis cake d atasnya. “dalam rangka apa kamu nyiapin ini semua?” Tanya Shilla polos pada Alvin yang masih tersenyum d sampingnya.



Alvin terdiam beberapa detik, memandang Shilla yang masih menatap kelapkelip kota Jakarta, Alvin berjalan mendekati Shilla, memeluknya dri belakang, dan dengan lembut dia bisikkan “ini peringatan hari jadi kita yang pertama sayangg, kamu lupa ya?”



Shilla terdiam dan menundukkan kepala, merutuki kebodohannya saat ini, siial !

****

Alvin’s side :

Hal yang menyedihkan dalam hidup ini adalah ketika kamu bertemu seseorang yang berarti bagimu, yang sangat kau cintai, dan kau sayangi. Hanya untuk menemukan, bahwa akhirnya menjadi tak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.



Ini bukan kali pertama ia melihat Shilla mengawasi sosok itu dengan kedua matanya, bukan pertama kalinya ia memergoki Shilla sedang berbicara akrab dengan dia yang smbil sesekali saling melemparkan senyum atau cubitan-cubitan halus d pipi salah satunya. Tapi tetap saja itu membuat hatinya bagai tertusuk ribuan jarum yang tak henti-henti menohok dirinya, yang menyadarkannya kembali pada sebuah kenyatan yang harus ia terima, bukan malah menutup mata dan menulikan telinganya sambil terus membohongi diri bahwa gadis itu masih ada dalam dekapannya.



“kenapa harus dia Shill? Kenapa bukan orang lain ? kenapa harus dia shilla, kenapa harus CAKKA!?” batin Alvin dalam hati, berlalu pergi sambil membodohi hatinya (lagi!) bahwa mereka hanyalah sebatas teman biasa.



lihat aku disini, kau lukai hati dan perasaan ini

tp entah mengapa, aku bisa memberikan maaf padamu

mungkin kerena, cinta padamu tulus dari dasar hatiku

mungkin karena, aku berharap kau dapat mengerti cintaku

***

Shilla’s side :



jika saja kehadiran cinta hanya sekedar untuk mengecewakan, lebi baik cinta itu tidak perna hadir !!

“lu ngeliatin apa sih shill ?”

“eh, enggak kok. Gak ada apapa, lu ngomong apa tdi?”

“yee, jadi dari tadi gw d kacangin ya? Dasar Shilla jelek” ujar Cakka sambil mencubit ujung hidung Shilla pelan. Shilla menunduk, menyembunyikan rona merah sekaligus rasa bersalahnya dari Cakka. Dia mencintai lelaki yang ada d hadapannya ini, tp harusnya bukan seperti itu, statusnya adalah sebagai pacar Alvin.



Shilla mencintai Alvin, tp hatinya juga berkata bahwa ia mencintai Cakka. Mereka berdua samasama menempati hatinya, tapi bukan dengan hasil yang adil. Ada seorang yang berkuasa, menempati sebagian besar d dalam hatinya yang shilla tau pasti, orang itu BUKAN ALVIN !!



lelaki itu terlalu baik untuknya, Shilla tau jika Alvin juga tau bahwa ia mencintai Cakka. mencintai shabatnya sendiri yang ternyata juga mencintai Shilla. Alvin bukanlah orang yang berhak menerima semua ini, perlakuan yang tak adil ini, Alvin terlalu baik untuk menerima semuanya. Menerima kesalahan Shilla dan slalu memaafkannya sesering apapun shilla mengecewakannya, sama seperti saat Shilla membatalkan janjinya dengan Alvin karena tawaran Cakka, sama seperti ia meninggalkan Alvin untuk menemui Cakka, dan sama seperti saat Alvin menunggu Shilla yg bahkan lupa jika Alvin sedang menunggunya karena orang yang sama, CAKKA !

perasaan itu menusuknya, mendekapnya erat dan kian lama kian mencekiknya.

“maaf Vin, maaf aku uda nyakitin kamu lagi. Harusnya kamu ninggalin aku, bukannya berusaha mati-matian mencintaiku, tinggalin aku vin. Dan kamu akan bahagia setelahnya” ujar Shilla dalam hati.

***

Alvin’s side :



kamu ada d sini, d sampingku

Aku bisa melihatmu,

Dan raga itu masih bisa ku sentuh

Tapi tidak dengan hatimu !!



Kembali Alvin menyenderkan kepalanya d dinding kamar, memejamkan matanya beberapa detik untuk kembali menguatkan hatinya. Tubuhnya merosot, tak kuat lagi menahan bebannya sendiri, dia terduduk d sudut kamarnya mengasihani keadaanya saat ini.



Shilla, gadis itu membuatnya benar-benar hampir gila. Dia mencintai gadis itu, teramat mencintainya hingga sakitnya terasa luar biasa. Dia benci seperti ini, seolah dia lemah hanya karna cinta, ingin rasanya ia berlari, berharap bisa lepas dari jeratan rasa ini. Namun setiap kali ia berbalik ingin menjauh, ada sesuatu yang menahannya, sesuatu yang membuatnya trus bertahan sampai sejauh ini, CINTA.

-flashback-

“sampe kapan lu mau kayag gini Vin ? tnggalin dia Vin, ini nyiksa lu tau gak?” Iel, dia tidak mengerti mengapa hanya karna seorang gadis bernama shilla, kedua sahabatnya bisa menjadi seperti ini, “lu ama cakka uda gila”

“gw emang uda gila yel, gw gila garagara tu cewe. Gw terlalu sayang sama dia, gw juga gak ngerti kenapa. Gw kesiksa yel kayag gini, tp gw akan tetep mertahanin dia buat ada d samping gw. Gw cinta dia yel, sangat!” tutur Alvin dengan emosinya.

-flashback end-

***

Shilla’s side :



"kamu kenapa?” Tanya Alvin kahwatir melihat wajah Shilla yang pucat.

“gapapa, Cuma kecapean aja kog Vin” jawabnya sambil menyenderkan kepalanya k bahu Alvin, Shilla menikmati saat-saat yang seperti ini, saat hanya ada dia dan Alvin, tanpa kata dan hanya desahan angin yang berbicara.



Dan tiba-tiba saja bayangan itu muncul, saat dimana ia mengecewakan Alvin, saat dimana ia meninggalkan sosok itu dan membiarkannya berlalu pergi. Matanya terasa panas, dan cairan itu sudah tak terbendung lagi, mengalir begitu saja dari kedua pelupuk matanya, segera membanjiri kedua pipinya tanpa mampu dia cegah.

Alvin tak berusaha bertanya pada Shilla tentang sikapnya, yang ia lakukan hanya membawa gadis itu masuk k dalam pelukannya, mengizinkan ia membasahi kaosnya dan menangis sepuasnya. Alvin menguatkan pelukannya saat sadar tubuh Shilla semakin bergetar hebat karna tangisnya dan mengelus puncak kepala Shilla pelan. “aku sayang kamu, Shilla”



Shilla menggeleng dalam pelukan Alvin, “maafin aku Vin, maaf”

Alvin melepaskan pelukannya, menyeka sisa-sisa air mata d pipi Shilla dan mengecup puncak kepala Shilla lembut, “kamu gak salah Shilla, jangan nangis ya ?”

Selalu seperti itu, selalu Alvinlah yang akan mengala. Dan hanya Alvinlah yang akan menerima Shilla meski gadis itu menghianatinya, sempat terpikir d benak Shilla untuk mengakhiri hubungannya dengan Alvin. Alvin sudah terlalu baik untuk menerima ketidakadilan ini. Tp egonya lebih tinggi, dia mencintai Alvin. Meskipun jujur dia juga mencintai Cakka. melepaskan Alvin bukanlah hal yg mudah, butuh kekuatan untuk Shilla melakukan itu, sedangkan Alvin adalah sumber kekuatannya.

***

Alvin’s side :

Jangan tertawakan aku atas semua ini, bodoh memang selalu bertahan walau jelas jelas hanya aku yang tersakiti. Tapi jangan juga kasihani aku, hanya karna mencintai seseorang yang ternyata lebih memilih mencintai sahabatku sendiri. Mencintainya amatlah menyiksaku, tapi berlalu pergi dan menganggapnya telah mati sama halnya dengan membunuh diriku sendiri. Aku terlalu mencintainya, dan sepertinya aku akan selalu memaafkan berapa kalipun dia berbuat salah.



Paling tidak untuk saat ini biarkan aku menikmati siksaanku, izinkan aku membodohi diriku, dan akhirnya ikhlaskan jika akhirnya aku mati dalam kemunafikan hidupku. Untuk saat ini saja, biarkan seperti itu.



Dan jika memang suda saatnya berlalu, aku akan mencoba membunuh cintaku, menguburnya, dan membuangnya jauh jauh, tapi tidak untuk saat ini. Biarkan aku bertahan, walau memang itu menyakitkan. Aku akan pergi jika memang dia sudah tak membutuhkanku lagi, dan aku akan belajar menerima kenyataan jika dia bukan punyaku. Tapi untuk saat ini, biarkan aku bertahan. Karna hanya itu yang aku butuhkan !

“aku bertahan Shilla, aku bakal nunggu kamu. Sampe akhirnya kamu bener-bener tau, kalo aku cinta kamu. Aku bertahan Shilla, dan hanya buat kamu!”



***TAMAT***



Krikkrikkrik #tengok kanan kiri#

Hehe, maav ending.nya gak muasin. Ini penulisnya lagi gaje, jadi kalo nulis asal jadi aja.

Cerpen berikutnya d usahain lebih bagus deh #sapa juga yg mau baca?#

Makasi uda mau nyempatin waktunya buat baca note yang gapenting ini :D

Nanti d like ya, kalo bisa comen juga #agak maksa#

Thank you :D
 

Label: ,