Selasa, 20 Oktober 2015 @ 10.30.00  1 stares
tidak ada yang lebih membanggakan dan menyenangkan selain mengulang memori 15 hari kemarin. tentu saja bagi pejuang jarak sepertiku. 
sudah lebih dari empat tahun aku menjadi pejuang jarak alias distancer. menanti setiap 3-6 bulan untuk bertemu dengannya selama 10-15 hari. lelah? sedikit. bahagia? pasti.

entah ada angin apa, hari ini rasanya aku ingin menumpahkan semua uneg-uneg yang selalu membuatku sebal. terlebih lagi kepada pelaku LDR yang lebaynya gak ketulungan. kenapa? oke, yang pertama jarak mereka hanya beda provinsi. solo-jogja. solo-malang. okelah untuk yang solo-malang aku maklumin karena jaraknya lumayan jauh. tapi untuk yg solo-jogja, beuh ndak habis pikir aku. di jarak yang hanya ditempuh 2jam saja galaunya ndak ketulungan. mengeluh dan memohon di sosial media kepada Tuhan untuk segera dipersatukan. seolah merekalah pasangan yang sangat menderita dan terlalu miris untuk melakukan LDR.

oke, mungkin aku terdengar kasar.
yang kedua, mereka (2 pasangan LDR) selalu upload foto-foto berduaan saat masing-masing sudah saling bertemu dan tidak terpisah jarak lagi. senang sih bisa tahu mereka bahagia saat jarak mempertemukan mereka, namun aku juga sebal dengan pose yang mereka pamerkan di setiap foto yang mungkin malah terlihat alay.
am i jealeous? maybe yes. karena aku dan dia tidak memiliki banyak foto yang berpose alay.

sebenarnya aku cemburu juga kepada mereka. bisa bebas upload foto-foto berdua dan selalu update status yang kesannya menyemangati kekasih yang jauh disana setiap hari. aku tidak bisa begitu. kenapa? 
karena kisahku tidak untuk diumbar seperti mereka. aku tidak bisa sembarangan pasang foto kami berdua. aku hanya takut apabila terlalu diumbar, kisah kami tidak bisa happy ending.

namun disini aku ingin memamerkan sedikit kisah atau lebih tepatnya alasan kenapa aku begitu ingin memperjuangkan hubungan ini.

1. dia orang yang sangat egois
dia selalu membuatku sebal dan mati kutu saat pekerjaannya sudah mulai mengajaknya bermesraan. tidak ada waktu yang bisa aku harapkan darinya barang untuk mendengar suaranya via telepon. yap i know, dia seperti itu juga untuk memperjuangkan masa depannya, dan mungkin masa depan kami (aamiin). jadi, sebagai pihak perempuan juga aku harus bisa menerapkan perkataannya untuk tidak menjadi cengeng dan belajar menjadi perempuan dewasa. dalam artian tidak selalu mengeluhkan jarak, waktu dan mandiri,
okelah kalau untuk kerjaan aku maklum. tapi untuk game? yah sebel juga sih, tapi mau gimana lagi kalau jarak sudah berada dipihaknya dan menyerangku untuk tidak mengganggunya bermain game.

2. dia tidak jijik
emm begini, apa kalian pernah disuapi oleh kekasih kalian? tentu. dengan sendok yang sama? tidak. kalau iya mungkin kalian atau kekasih kalian hanya menggigitnya dari ujung sendok. nah, itu jijik yang aku maksud. baru kali ini aku sangat kagum dengannya. 
suatu ketika dia memberiku semangka, iya yang banyak bijinya kecil-kecil. dan aku tidak terlalu suka untuk menelan biji semangka. aku mengumpulkannya di telapak tanganku. mungkin saking terganggunya aku dengan biji semangka itu, dia menyodorkan telapak tangannya dan mengisyaratkan untuk membuang biji semangka di tanganku ke tangannya. aku melakukannya. lalu melanjutkan kembali memakan semangka dan tangannya sudah sedia di dekat mulutku alih-alih memberi tempat untukku membuang biji semangka itu tanpa rasa jijik terkena air liur yang menempel di biji semangka. disaat itulah aku kaget, karena baru kali ini ada orang yang mau melakukan hal seperti itu selain orang tuaku.

3. dia menggemaskan
ada semacam ritual setiap dia kembali dari pulau seberang. selesai aku menjemputnya dan mengantarnya ke rumah, dia selalu menahanku untuk tidak langsung pulang dengan merebahkan badannya dan meletakkan kepalanya dipangkuanku. dengan begitu aku juga bisa melihat wajah letihnya dan mendengarkan ceritanya selama perjalanan.
dan yang paling aku suka adalah saat dia sudah mulai lelah bercerita lalu akhirnya tertidur. akupun hanya bisa mengusap kening hingga rambutnya sambil mendengar dengkurannya yang pelan. bagiku itu sangat menenangkan dan bikin kangen. bagian akhirnya saat dia dipangkuan dan yang paling aku suka adalah saat dia tiba-tiba membenamkan mukanya diperutku yang alhasil membuat perut kecil ini kegelian.



mungkin 3 alasan dulu yang aku pamerkan hari ini, entah kapanlagi aku akan memamerkan yang lain. empat tahun dengannya memang tidak singkat. dan semoga akan menjadi akhir yang bahagia.