Minggu, 05 Mei 2013 @ 16.42.00  6 stares

korupsi. Satu kata yang sudah menjadi santapan kita sehari – hari. Bagaimana tidak? Setiap hari media sosial, media masa berupa cetak maupun elektronik pasti memberitakan bahwa terjadi korupsi. Baik di lingkungan pekerja kecil, pejabat tingkat daerah sampai para pejabat yang sudah digaji berjuta-juta oleh pemerintah dengan pekerjaan yang dilakoni dengan mendengar isi rapat dan sidang sebagai dongeng pengantar tidur mereka.

Menurut wikipedia korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi

dan menurut suatu situs yang ditampilkan oleh search engine terkemuka pakdhe google, Kata Korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio dari kata kerja corrumpere yang memiliki arti busuk, rusak, menyogok, menggoyahkan, memutarbalik. Secara Harfiah, Korupsi berarti kebusukan, kebejatan, ketidak jujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang memfitnah.

Dari pengertian tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa korupsi adalah suatu kegiatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain karena dengan melakukan kegiatan tersebut pelaku mencerminkan dirinya sendiri bahwa dia adalah orang yang tidak bermoral.

Tanpa pengertian secara harfiah maupun tanpa bantuan google dan wikipedia maupun dari kamus besar bahasa indonesia, orang – orang kecil yang kurang mendapatkan pendidikan pun tahu apa arti korupsi. Dan hal itu merupakan hal yang tercela.

Korupsi bisa terjadi dimana – mana. Bisa juga orang di sampingmu adalah koruptor. Entah dalam hal apa saja. Urusan rumah tangga, urusan sekolah, bahkan seorang siswa di sebuah sekolahpun bisa jadi seorang koruptor.

Kok bisa? Siswa yang jadi bendahara?
Hampir semua. Tapi tidak semua tindakan korupsi berhubungan erat dengan suatu hal yang namanya uang.

Contohnya saja adalah waktu.
Setiap siswa pasti pernah mengalami ini. Coba deh inget – inget saat bel pelajaran sudah dimulai. Tapi guru yang bersangkutan dengan pelajaran tersebut tidak kunjung datang. Lima menit sepuluh menit. Lalu beliau datang. Kalau sekali dua kali sih ngak apa-apa. Kalau sudah diulang berkali-kali ya itu yang patut dipertanyakan dan diminta pertanggung jawabannya.

Eits? Kok alay gitu sih? Penting banget gitu? Mungkin itu yang banyak kalian ucapkan atas ungkapan di atas kalo kalian hanya mau yang instan dan gak terlalu peduli dengan sekitar kalian.

Salah satu guruku pernah bilang, kalo setiap guru di gaji sekitar 20ribu untuk satu jam mata pelajaran yang dia ampu. Nah, kalo dihitung satu mata pelajaran kira – kira 45 menit. Dan untuk mata pelajaran pokok yang biasanya diberi selama dua jam. Jadi total beliau mengajar di kelas harusnya 90menit. Jadi per hari untuk satu mata pelajaran pokok beliau telat 5 – 10 menit. Entah untuk makan,ke kamar mandi atau untuk sekedar on the way ke kelas tujuan.

Nah upah beliau untuk 2jam mata pelajaran pokok adalah 40ribu. Jika dibagi dengan 90 menit mengajar artinya beliau mengajar setiap menit dengan bayaran Rp 444,44. andai kata beliau telat 5 menit artinya kita sudah rugi Rp 2222,22 per mata pelajaran per hari. Bagaimana kalau delapan jam yang kita gunakan untuk mata pelajaran pokok itu telat semua? Dalam sehari kita sudah rugi Rp 8888,88.

kalau dihitung lagi selama 6 hari sudah rugi Rp 53.333 dan coba dihitung sendiri apabila setiap hari dan setiap mata pelajaran telat lima menit. Kita rugi besar.

Tapi, kalo buat kalian yang berduit dan nggak peduli dengan yang namanya begitu sih ya terserah kalian. Karena kalian bisa membeli apapun yang kalian inginkan dengan uang :)

oke back to the topic.
Lalu kalo guru kita sudah telat, apa yang harus kita lakukan? Kita mau minta pertanggung jawaban apa dari beliau? Uang ganti rugi?

Ya ga usah segitunya, tapi kalau bisa beliau mengganti ketelatan yang beliau lakukan dengan waktu sesuai dengan waktu telatnya. Simpel kan? Itu juga kalau kita nggak mau kena korupsi waktu yang beliau lakukan.

Selain contoh korupsi waktu tersebut, ada lagi yang bisa kita ambil dari kejadian di sekolah yang berhubungan dengan tindakan korupsi.

Apa lagi?

Menyontek.
Ya, aku tahu, sepintar – pintarnya orang pasti pernah menyontek. Dan gak mungkin setiap orang gak pernah nyontek. Kecuali dia buat sekolah sendiri dan siswanya memang cuma dia. Orang – orang dan ilmuan dari jaman dahulu juga paling suka nyontek.

Coba saja lihat wright bersaudara. Mereka menyontek bentuk dari burung utnuk membuat sebuah pesawat yang sekarang kita nikmati hasilnya. Yang dapat menampung banyak orang dan memindahkan mereka dari pula satu ke pulau lainnya dengan durasi waktu hanya satu jam.

Tapi bukan itu yang aku mau bahas.

Menyontek yang aku bicarakan adalah kegiatan yang biasa kita lakukan sebagai pelajar yang ngga mau mensyukuri nikmat dari Tuhan dan nggak mau menerima kenyataan bahwa kemampuan otak mereka berbeda dari orang lain.

Banyak dari pelajar yang sering melakukan kegiatan menyontek. Mulai dari menyontek pekerjaan rumah, tugas – tugas samapai pada saat ujian merekapun nekat menyontek. Dan ada – ada saja yang mereka lakukan. Mulai dari membawa buku, fotokopi perkecil, sms dengan teman, sampai browsing mencari jawaban melalui telpon seluler mereka.

Kenapa aku menyebut tindakan tersebut sebagai korupsi?
Karena seperti salah satu pengertian di awal yaitu korupsi adalah tindakan ketidak jujuran dan tidak bermoral. Apa orang yang menyontek karya orang lain itu akan dianggap hebat dan jenius? Tentu tidak. Seperti band baru indonesia yang mengeluarkan lagu baru dan setelah didengar – dengar ada nada yang mirip dari lagu mereka dan lagu orang lain. Hal itu saja sudah dianggap plagiat atau menyontek. Itu merupakan tindakan yang merugikan karena hasil kerja keras mereka dan susahnya mereka membuat lagu tapi tiba – tiba di tiru orang lain. Dan itu tidak bisa diterima kan?

Bagaimana dengan pelajar yang menyontek jawaban temannya?
Semisal ada seorang anak yang pandai dalam suatu mata pelajaran dan teman – temannya tahu hal itu. Jadi saat ulangan mata pelajaran tersebut, banyak dari teman – temannya meminta bantuan atau menyalin jawaban alias menyontek jawaban hasil dari ia berpikir. Apalagi kalau mereka dapet hasil atau nilai yang lebih baik dari si anak itu.
Rasanya itu nge jleb banget. Sudah mikir susah – susah tapi dicontek dengan mudahnya sama orang lain yang nggak pernah belajar dan yang nyontek dapet nilai lebih tinggi dari si anak itu yang udah mikir sendiri. Hal itu bisa bikin si anak malas belajar lagi karena tahu hasilnya bakal sia – sia. Dicontek sama temannya dan temannya dapet nilai yang lebih tinggi.

Sebagai contoh dari aku ya seperti yang aku pernah bahas di postingan tahun lalu. Haha

yah, sebel juga sih liat pelajar ato mahasiswa yang sok demo 'musnahkan koruptor' 'berantas korupsi' dll padahal situnya sendiri juga belajar korupsi kaya yang aku sebutin di atas, NYONTEK!

Bikin sebel, bebah dan apalah namanya. Kaya munafik gitu -_-
kaya nih contohnya bulan lalu,
aku UNAS. Iya UNAS SMA hlo :D

nah sebulan sebelum UN aku ditawari sama temen, mau ngga pake 'joki'. Bukan joki yang di balap liar ato kuda lho ya, tapi joki buat ngerjain soal UN. Aku sih udah serem sama yang kaya begituan. Orang pernah ya naruh hp di saku baju pas UAS dulu, itu udah kebuka jawabannya tapi entah kenapa nih tangan grogi banget. Takut >_<

oke back to the topic.
Karena saking nggak setuju nya sama yang namanya pake kunci jawaban dari joki itu, aku di kucilkan. Yah.. resiko sih. Tapi biarlah :)

alhasil pas hari H, ato aku langsung ceritain yang mata pelajaran yang aku suka seketika berubah mematikan. Yap. Hari kedua UN, mata pelajaran Fisika.

Tuh soal susahnya minta ampun. Semua yang ada di kisi – kisi soal yang udah aku pelajarin mati-matian yang keluar cuma dikit. Ada pun ngga ada jawabannya, dan si pengawas cuma jawab enteng “ya udahlah nak, biarin aja salah satu nggak apa – apa toh”

hla iya kalo aku bisa ngerjain semua? Dari minimal harus bisa ngerjain 16 soal aja ngga tau bener ato nggak!

Sejam terakhir aku cuma bisa pasrah. Rasanya kudu nangis. Berjuang sendiri. Susah.
Tapi satu ruangan ngerjain dengan santai. Ngeluarin kertas dari kantong. Yang entah kenapa hari itu aku bisa mendengarkan suara – suara kecil seperti kertas yang bergesek dengan baju!

Tapi akhirnya, aku cuma bisa pasrah. Dari hari pertama sampe hari terakhir alhamdulillah aku ngerjain dengan otakku sendiri. Tanpa ada bantuan lain kecuali tawakal sama Alloh swt. Dan semoga jadi pelajaran buatku seterusnya. Nyontek cuma bikin kita males dan kalah dari masa depan.

Label: , ,