Senin, 13 Januari 2014 @ 18.41.00  4 stares
kalian pasti tahu judul post ini aku ambil dari mana, kecuali kalian hidup di pedalaman yg ga tau apa itu bioskop (tapi tahu blog). oke, judul itu aku pinjem dari film animasi turbo yg versi lengkapnya adalah tidak ada mimpi yang terlalu besar dan tidak ada pemimpi yang terlalu kecil.

di sore yang syahdu ini, iseng2 aku buka fesbuk untuk mengisi kekosongan waktu (padahal tugas numpuk). saat aku melihat timeline di fesbuk, ada salah satu teman ku sejak SMP mengirimkan post berupa video dari berlin sana. aku sedikit iri melihatnya.

sedikit bercerita tentang temanku ini, sejak SMP kelas 3 aku mengenal nya. dia berbadan mungil dan sering dikata2in oleh teman2 kami yang lain. tapi dia tidak pernah marah dan malah tertawa bila mendengarnya. SMP ku dulu merupakan salah satu SMP favorit se kabupaten yang saingannya bisa sampai ribuan. dan untuk masuk situ emang harus ngalahin saingan lain yang bisa dibilang mereka itu wow! 

setelah lulus dari SMP, aku fikir temanku yg berbadan mungil ini bakal masuk ke SMA yang juga favorit di kabupaten seperti teman2 SMP lainnya. tapi ternyata dia malah berada di SMA yg notabene kalo diurutkan dari yang paling bagus, SMA ini menduduki peringkat ke tiga sekabupaten. karena aku juga sekolah di sini.

ternyata temanku ini masih sama saja seperti waktu SMP dulu. dia masih bawel dan suka ikut di berbagai kegiatan sekolah. aku fikir dia seperti teman2 lain kebanyakan yang suka ikut kegiatan ini itu biar dikata anak gaul sibuk. pemikiranku ternyata ditampik sedikit dengan spanduk yang lumayan besar bahwa dia menjuarai fisika nasional dan mengikuti olimpiade fisika internasional.

tapi, pemikiran egoisku masih saja menganggap remeh. "ah mungkin dia lagi bejo (beruntung) aja isa sampe juara" dan aku masih terus menganggapnya remeh. hingga kami masuk di kelas 3 SMA dan hendak lulus. aku mendengar dari guru BK kalau dia ingin melanjutkan ke jerman. pemikiranku masih sama, "ah paling juga cuma tren2an aja sih. ujung2nya di indonesia juga". tapi guru BK ku ini terus bercerita bagaimana kekeuhnya temanku ini untuk ke jerman. dari mencari informasi tentang perguruan tinggi disana, bagaimana hidup disana, hingga mengirim email ke kedubes Jerman bagaimana caranya agar dia bisa melanjutkan study nya ke Jerman. 

sebenarnya waktu itu, guru BK kami menyarankan dia untuk mencoba dulu mendaftar di PTN, karena waktu itu juga sedang masa pendaftaran SNMPTN dan untuk menyikapi perihal orang tuanya yg agak kurang setuju jika dia melanjutkan ke Jerman sana. tapi sekali lagi, ternyata mimpinya itu kuat sekali. entah apa yang membuat dia sangat ingin berada disana. 

SNMPTN tahun lalu dia mencoba mendaftar di FK UI. kalo dilihat dari nilai rapotnya, aku pikir sih bakal nyangkut, tapi ternyata saat pengumuman tiba dia dinyatakan lolos, aku fikir dia bahagia karena mimpinya ke Jerman masih dapat ia raih. 

 hingga beberapa bulan setelah kelulusan, aku jarang berkontak2an dengan dia kecuali lewat fesbuk. dan tanggal 8 januari dia resmi berangkat ke Jerman. mimpi yang dia tanam menjadi nyata. saat aku membuka timeline fesbuknya ternyata banyak yang bangga kepadanya. termasuk aku sendiri yang dulu sempat sedikit meremehkannya.

disini, aku berfikir sama seperti film animasi Turbo itu. memang, siapa saja bisa bermimpi dan membuat mimpi itu menjadi nyata kalo kita benar2 ingin mimpi itu menjadi nyata. kalo hanya sekedar bicara tanpa aksi, ya sama saja seperti hoax. :)