Kamis, 03 Juni 2010 @ 06.59.00  4 stares
kemarin udah terhitung aku nangis dua kali. (nangis aja pamernya minta ampuun) hheheh, maksudnya bukan pamer, tapi aku pengen cerita aja ke kamu – kamu yg mampir ke blogku yg masih jelek banget ini.

Yg pertama, waktu aku bangun aku langsung nangis. Why? Nasi pecelku direbut sama adekku!! (lhaa?) masalahnya, itu udah aku pesen sama mama, dan perutku lagi laper berat. Maksudnya sih abis bangun tidur langsung maem, ehh dodo ehh di maem sama adekku.

“ituu lho nasiku!!” (sebal dan masih setengah melek)
“aku lho dikasih mama”
“tapi aku udah pesen mama”
“aku lho dikasih mama”
“gak tak ikhlasno!!” (sudah mulai sebal stadium tinggi)
“aku lho dikasih mama”

merasa tak dapat tanggapan positif dan tuh nasi ga dikembalikan sama adekku, langsung aja aku lari ke ruang tamu dan menitikkan air mata disana. Hikss .. nasiku …

yang kedua, waktu aku disuruh ke dapur untuk, ehmm ngapain ya?? Lupa aku. Pokoknya tiba-tiba aja ada cicak yg di meja dapur langsung lompat turun. Gimana ga jantungan? Cicaknya lari-lari bikin heboh. Dua lagi. Uda gitu gede-gede. Hiiiy ..
sontak aku teriak kejer-kejer dan lari ke ruang tamu. Diruang tamu aku bukannya dihibur karna ketakutan, malah diejek lagi. Apalagi adekku.

“sama cicak ae takut mbak”
“lhaa, gitu ae sampe nangis mbakmu” bapakku ikut mengomentari.

Aku siih ga terlalu memedulikan itu. Yang aku takut adalah cicak. Hhehe, jadi ketawa juga kalo inget-inget lagi kejadian kemarin. Wajah penuh air mata ketakutan, xixixi

bagiku, cicak adalah hewan yg paling menggelikan yg pernah aku liat. Mungkin ini yg dinamakan fobia. Aku search ke wikipedia, dapet keterangan lengkap. Gini :

Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. (wikipedia.org)

Nah, betul tuh di bagian akhir kalimat. Karena rasa takutku (geliku)pada cicak sangatlah besar, aku bolak-balik jadi ejekan teman-teman hingga keluargaku. (tapi untungnya dia gak seberapa memedulikan, xixixi) aku rela ngapain aja demi ga bersama tuh hewan.

Nah, penjelasan lengkapnya :

Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Aku takut sama cicak, itu disebabkan traumaku beberapa tahun yg lalu. Kalo ga alah 5 taun yg lalu. Kenangan yg mengerilan sih menurutku. Aku kejatuhan cicak yg bikin aku traumaaa banget kalo liat cicak. Terserah gimana bentuknya, terserah gimana warananya. Pokoknya aku ga suka hewan ituu!!

Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
So guys, janga berani-berani bawa cicak kedakatku!! Beware of mad girl (ga ding) xixixi

Label: