Rabu, 30 Juni 2010 @ 14.14.00  9 stares
Hahahaha .. upss .. maaf ketawa ngakak .. hhehe ..kali ini aku pengen ngebahas adab – adab saat makan. Kenapa? Yaa .. karena menurutku, aku masih belum sempurna kaya nabi Muhammad kalo makan. Apalagi, aku cewek. Makan aja biayakan, gimana gy laen-laen? Grusa-grusu .. hhehe *moga ga ada yg nyesel aku memberikan fakta mengenai diriku, hhehe ..

Oke, pembahasan ini aku ambil dari muslimah.or.id

Yg pertama :

Memulai makan dengan mengucapkan Bismillah.
Berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Apabila salah seorang diantara kalian hendak makan, maka ucapkanlah: ‘Bismilah.’ Dan jika ia lupa untuk mengucapkan Bismillah di awal makan, maka hendaklah ia mengucapkan ‘Bismillahi Awwalahu wa Aakhirahu (dengan menyebut nama Allah di awal dan diakhirnya).’” (HR. Daud Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Ibnu Majah: 3264)

alhamdulillah, aku udah bisa membiasakan kebiasaan yg telah menjadi kebiasaan nabi Muhammad yg selalu menjadi kebiasaan beliau saat makan. Hhehe .. kalo bismillah, alhamdulillah .. bisa :D

yang kedua :

Hendaknya mengakhiri makan dengan pujian kepada Allah.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa telah selesai makan hendaknya dia berdo’a: “Alhamdulillaahilladzi ath’amani hadza wa razaqqaniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin. Niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Daud, Hadits Hasan)
Inilah lafadznya,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا وََرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حوْلٍ مِنِّي وَ لاَ قُوَّةٍ
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan ini kepadaku dan yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku.”
Atau bisa pula dengan doa berikut,

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَنْدًا كثِيراً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيهِ غَيْرَ (مَكْفِيٍّ وَ لاَ) مُوَدَّعٍ وَ لاَ مُسْتَغْنَيً عَنْهُ رَبَّناَ
“Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai dan mencukupi dan meski tidaklah dibutuhkan oleh Rabb kita.”(HR. Bukhari VI/214 dan Tirmidzi dengan lafalnya V/507)

nah, ini dia kebiasaan yg agak sulit dibiasakan dalam kebiasaanku sehari-hari yang seharusnya menjadi kebiasaan yg patut dibiasakan sejak dini. Hhehe .. kalo udah makan dan dapet kenikmatan dari Allah, rasanya kaya lupa sama Siapa yang ngasih nikmat ini ya? *kaya dhinna dong, ^^” hhehe .. iyaaa .. *malu-malu kucing ..

kalo sebelum makan, bismillahirohmanirrohim nah kalo selesai makan? Hhehe .. kadang lupa bilang alhamdulillah .. hhehe .. jangan diulangi ataupun dicontohnya perilaku dhinna yg jelek ini, hhehe ..

yang ketiga :

Hendaknya makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan.
Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam makan dengan menggunakan tiga jari.”(HR. Muslim, HR. Daud)

adab yg satu ini, aku paling sering. Soalnya kalo makan pake sendok itu kayaknya kurang sreg gitu lho .. lebih nikmat pake tangan a.k.a pulukan. Hhehe .. apalagi kalo hidangannya itu nasi kucing .. hmm .. *ngiler ..

nah, berikutnya yg keempat :

Hendaknya menjilati jari jemarinya sebelum dicuci tangannya.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Apabila salah seorang diantara kalian telah selesai makan maka janganlah ia mengusap tangannya hingga ia menjilatinya atau minta dijilati (oleh Isterinya, anaknya).” (HR. Bukhari Muslim)

nah, kalo dhinna makan pake tangan, biasanya juga jilat jemari dhinna. Hhehe, bukan jilat jemari orang lain lho .. soalnya, selain udah kebiasaan dari kecil, nikmat, juga biar nyucinya gampang. Apalagi kalo habis makan nasi bebek yg pake minyak sayur yg susah ilang kalo pake sabun. Nah ..

yang kelima adalah :
Apabila ada sesuatu dari makanan kita terjatuh, maka hendaknya dibersihkan bagian yang kotornya kemudian memakannya.
Berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Apabila ada sesuap makanan dari salah seorang diantara kalian terjatuh, maka hendaklah dia membersihkan bagiannya yang kotor, kemudian memakannya dan jangan meninggalkannya untuk syaitan.” (HR. Muslim, Abu Daud)

biasanya kalo ada permen yg jatuh, dhinna ngambil terus bilang “belum lima menit, ehh belum satu menit sambil niup permennya. Hhehe ..

yang keenam :

Hendaknya tidak meniup pada makanan yang masih panas dan tidak memakannya hingga menjadi lebih dingin, hal ini berlaku pula pada minuman. Apabila hendak bernafas maka lakukanlah di luar gelas, dan ketika minum hendaknya menjadikan tiga kali tegukan.
Sebagaimana hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang untuk menghirup udara di dalam gelas (ketika minum) dan meniup di dalamnya.” (HR. At Tirmidzi)

kalo yg ini, kayaknya harus dhinna jadiin kebiasaan deh. Soalnya, kalo dhinna minum sambil keburu-buru, biasanya langsung minum sambil ngos-ngosan dan otomatis aku niup dan menghirup udara di dalamnya kan??

Yang ketujuh :

Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas.
Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya.” (HR. Ahad, Ibnu Majah)

hhaha, dhinna juga biasanya mpe kaya orang kelebihan porsi deh. Makan kaya orang kalap, dan selesai makan nggak bisa bangun. Hhehe .. yg ini harus dhinna jadiin kebiasaan yg harus bisa membiasakan dhinna nih .. hhehe

selanjutnya :

Makan memulai dengan yang letaknya terdekat kecuali bila macamnya berbeda maka boleh mengambil yang jauh.
Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Wahai anak muda, sebutkanlah Nama Allah (Bismillah), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu.” (HR. Bukhari Muslim)
dhinna mah biasanya neko – neko, ngambil yang jauh eeeh yang deket malah jadi jatuh deh .. hikss ..

yang kesembilan, kesepuluh, kesebelas, dan dua belas :

Hendaknya memulai makan dan minuman dalam suatu jamuan makan dengan mendahulukan (mempersilakan mengambil makanan terlebih dahulu) orang-orang yang lebih tua umurnya atau yang lebih memiliki derajat keutamaan.

Ketika makan hendaknya tidak melihat teman yang lain agar tidak terkesan mengawasi.

Hendaknya tidak melakukan sesuatu yang dalam pandangan manusia dianggap menjijikkan.

Jika makan bersama orang miskin, maka hendaklah kita mendahulukan mereka.

Label: ,